Bolamakanbola.com – Pelatih Barcelona, Xavi ikut buka suara perihal pertandingan dramatis Real Madrid vs Chelsea di perempat final Liga Champions 2021/22. Dia tahu Madrid lolos karena daya juang yang luar biasa, tapi Barcelona tidak bisa seperti itu.
Rabu (13/4/2022), Madrid harus berjuang ekstra untuk menggulingkan Chelsea dan melangkah ke semifinal Liga Champions. Bermain di Santiago Bernabeu, Madrid kalah dengan skor 2-3 dalam duel 120 menit.
Pasukan Carlo Ancelotti sempat tertinggal 0-3 dan hampir tersingkir, sebelum akhirnya Rodrygo mencetak gol di menit ke-80 untuk memaksakan extra time.
Setelahnya, Karim Benzema jadi penentu dengan gol tunggal di extra time. Madrid pun berhak lolos dengan agregat 5-4.
Madrid main buruk, tapi tetap lolos. Bagi Xavi tidak ada masalah dengan itu, tapi prinsip demikian tidak bisa diterapkan di Barcelona. Menurutnya, Barca dituntut menjaga identitas dengan main apik.
“Di Barcelona, kami melihat sejarah tim. Ketika Cruyff pertama kali tiba, dia membangun landasan-landasan penting untuk bermain apik,” kata Xavi.
“Kami menang dengan bermain baik. Begitulah cara hidup Catalan. Itulah yang kami lakukan. Saya tidak tahu bagaimana di Madrid.”
“Madrid punya gen kompetitif yang spektakuler, tapi Barca adalah cerita lain,” imbuhnya.
Bahkan, Xavi menegaskan bahwa bermain apik adalah kewajiban untuk Barcelona. Tidak cukup mereka hanya menang 1-0 dengan gol di menit ke-90. Barca harus bermain apik, sesuai identitas, dan memetik kemenangan meyakinkan.
“Ini Barca. Kami punya kewajiban untuk menang dan bermain apik. Tidak layak bagi kami menang 1-0 di menit ke-90. We are Barca,” sambung Xavi.
“Ini adalah soal melakukan segalanya dengan sempurna. Tidak ada perbandingan. Barca adalah klub paling sulit dan paling menuntut.”
Karena itu, tidak sembarang pelatih bisa menangani Barcelona. Sudah ada beberapa contoh yang gagal seperti Quique Setien dan Ronald Koeman.
“Kami punya kewajiban untuk menang dengan bermain indah. Itu adalah hal yang sulit dalam sepak bola. Karena itu, Barca adalah klub paling sulit di dunia,” tutup Xavi.