Bolamakanbola.com – Pengamat sepakbola, Tommy Welly, membuat klaim yang mengejutkan. Dia menyebut Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, “ditusuk” dari belakang.
Mochamad Iriawan menyampaikan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI akan digelar secepatnya. Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu mengumumkan setelah menggelar rapat Executive Committe (Exco) pada 28 Oktober lalu.
Situasi tersebut ternyata dimanfaatkan oleh beberapa jajaran di bawah Iriawan. Menurut Tommy Welly, yang akrab disapa Bung Towel, ada upaya pengkhianatan kepada Iriawan.
Dalam satu bulan terakhir, Iriawan memang selalu terlihat sendiri. Tak ada lagi bawahannya di PSSI yang kerap mendampingi dalam pertemuan-pertemuan, termasuk saat memantau persiapan Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2022.
“Saya mau sharing info A1 kepada teman-teman Gocek Bung Towel. Jadi pada saat Indonesia memulai kampanyenya di Piala AFF 23 Desember lalu, lawan Kamboja, di tengah perjuangan awal Timnas Indonesia ternyata ada pengkhianatan, ada manuver busuk yang dilakukan oleh Sekjen PSSI dan salah satu Exco PSSI,” kata Bung Towel di saluran YouTube pribadinya.
“Di hari yang sama, di FX Senayan, Sekjen PSSI bersama salah satu Exco mengumpulkan para voters tanpa diketahui ketua umumnya. Padahal, secara organisasi yang namanya Sekjen itu diangkat dan diberhentikan ketua umum PSSI. Jadi, artinya sekjen itu pastilah dan haruslah orangnya ketua umum, tapi yang terjadi ada upaya menggembosi ketua umum oleh Sekjen dan Exco.”
“Kebusukan-kebusukan inilah yang mau saya ceritakan agar publik tahu betapa perilaku elite sepakbola kita masih seperti itu. Apalagi akan ada KLB di awal tahun atau Kongres Biasa,” sambungnya.
Sekjen PSSI saat ini dijabat oleh Yunus Nusi, yang diangkat oleh Iriawan untuk menggantikan Ratu Tisha. Sementara itu, Exco yang dimaksud Bung Towel berdasarkan inisial dan foto adalah Juni Rachman.
“Kalau Sekjen pasti sudah tahu, kalau Exco saya sebut saja inisial JR. Mereka mengumpulkan voters dari kalangan Asprov, yang khususnya Asprov dari Sumatra. Tentu arahnya menggiring mereka ke Kongres Biasa dan KLB,” ungkap mantan wartawan dan komentator kondang tersebut.
“Motifnya tentu kalau bisa mengumpulkan suara, itu yang akan ditawarkan kepada pihak lain peminat jadi ketua umum PSSI. Itulah manuvernya, itulah kasak-kusuknya, itulah kebusukannya karena di situ mengarahkan calon ketua umum kepada yang lain.”
“Buat saya ini sikap yang tidak terpuji, pengkhianatan dalam organisasi, menusuk dari belakang, manuver busuk mementingkan diri sendiri dengan tujuan mengincar Wakil Ketua Umum PSSI di periode yang akan datang. Seperti itulah atmosfer sepakbola Indonesia, yang seharusnya bagi saya seharusnya sudah di persona non grata-kan,” tegasnya.