Dibutuhkan Kesabaran Tingkat Dewa
Pelatih, yang sekarang lebih popular dengan panggilan coach merupakan figur sentral dalam sebuah proses pembinaan pemain sepakbola. Christian Ronaldo, dan Lionel Messi mega bintang lapangan hijau tidak lepas dari sentuhan tangan dingin pelatihnya pada saat usia dini. Talenta mereka terpoles melalui tahapan panjang lewat pendampingan seorang pelatih di setiap sesi latihan dan pertandingannya.
Tulisan ini secara spesifik akan membahas tentang pelatih usia dini, yang dikenal dengan sebutan coach teacher atau coach educator. Jangan dikira tugas mereka lebih mudah dibandingkan dengan pelatih di level senior. Jacksen F Tiago, pelatih asal Brasil yang saat ini menangani Persipura suatu ketika pernah menyatakan bahwa melatih anak-anak usia dini bukan persoalan mudah. Istilah anak gaul: dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan tingkat dewa.
Karena Mereka berada pada fase pembentukan segala aspek yang dibutuhkan pada permainan sepakbola. Probelamtiknya jauh lebih komplek dibandingkan dengan menangani pemain senior.
Mengapa disebut sebagai coach teacher atau coach educator? Mereka bukan hanya dituntut untuk membentuk keterampilan bermain anak saja, tetapi juga tumbuh kembang anak yang di dalamnya syarat dengan pendidikan karakter. Bagaimana perilaku anak-anak di dalam dan di luar lapangan sangat tergantung pada pemahaman coach teacher pada fungsinya sebagai pelatih sekaligus pendidik.
Legenda sepakbola Belanda, Johan Cruyff menyatakan bahwa seorang pemain sepakbola tidak tiba-tiba muncul di usia 25 tahun. Pemain yang bagus pasti bagus ketika mereka berada pada usia dininya. Kesalahan sering terjadi ketika pada fase usia dini. Pelatih usia dini bertanggungjawab atas kesalahan ini karena mereka sering kali memperlakukan anak-anak seperti pemain senior yang sudah profesional.
Apa yang disampaikan Jacksen F Tiago dan Johan Cruyff tidaklah berlebihan karena seorang coach teacher tidak cukup kalau hanya sekadar berbekal sebagai mantan pemain, sekalipun pemain nasional. Pengalamannya mendapatkan metode dan model latihan dari berbagai pelatih yang pernah menanganinya tidak bisa ditransfer begitu saja kepada anak-anak usia dini, kebutuhannya sangat berbeda.
Secara umum pelatih mempunyai tugas sebagai perencana, pemimpin, teman, pembimbing, dan pengontrol program latihan. Mengadakan pemanduan terhadap bibit unggul atlet, menyusun program latihan untuk jangka panjang maupun jangka pendek, menyusun strategi dalam menghadapi pertandingan, mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan/pertandingan. Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan, baik secara teori maupun praktek dalam cabang olahraga yang dibinanya.
Bagi seorang coach teacher berbeda, mereka lebih menekankan pada pembentukan pemain, baik secara teknik, fisik, taktik dan mental. Oleh sebab itu dalam pembinaan usia dini, tugas utama coach teacher adalah memahami karakteristik anak di setiap tahapan usianya dan pengetahuan dasar tentang sepakbola. Ini untuk mengindari terjadinya perlakukan yang menyamakan anak-anak dengan orang dewasa dalam proses latihannya.
Dalam filosofi FIFA disebutkan let the kids be kids! Sebuah peringatan bagi para coach teacher bahwa melatih anak-anak sangat berbeda dengan orang dewasa. Itulah sebabnya, mantan pemain saja belum cukup sebagai modal untuk melatih pemain usia dini. Di banyak negara, seperti Jepang misalnya, pelatih usia dini dibedakan lagi menjadi kids leader. Kelompok pelatih ini juga ada sertifikasinya dan secara khusus menangani para pemula di usia 5-6 tahun.
Langkah ini juga sudah diadobsi Thailand dalam mengelola pembinaan usia dini mereka. Dari sisi anak, coach teacher harus memahami aspek tumbuh kembang, penggunaan bahasa, perilaku dan jalinan komunikasi dengan mereka, termasuk orang tuanya Dari sisi pengetahuan sepakbolanya, coach teacher wajib memiliki kemampuan mengorganisir dan mengajarkan model-model latihan sesuai dengan kebutuhan anak usia dini.
Ilmu kepelatihan sepakbola terus berkembang sejalan dengan perkembangan kemajuan jaman, termasuk ilmu melatih usia dini. Perkembangan ini harus diikuti agar ilmu kepelatihan para coach teacher tidak tertinggal. Bekal tersebut bukan hanya berdampak baik terhadap keberadaan coach teacher sendiri tetapi terhadap anak-anak yang menjadi objek kepelatihannya. Anak yang memperoleh pembinaan yang tepat pada fase ini, dipastikan akan mempermudah pelatih pada fase berikutnya untuk mengembangkan hasil latihan yang telah dimiliki anak-anak. Bagaimana tugas khusus coach teacher, peran orang tua dan pengelola wadah pembinaan usia dini? Ikutilah terus Rubrik Bola Makan Bola. (ifi)