07/08/2021

Tahapan terendah dalam pembinaan sepakbola dikenal dengan pembinaan usia dini. Sesuai dengan panduan federasi sepakbola dunia, FIFA kelompok usia ini berkisar antara usia 6-12 tahun. Usia ini dipandang sebagai pondasi dalam pencapaian prestasi suatu negara di masa mendatang. Negara sekelas Jerman ketika prestasi tim nasionalnya terpuruk, pertama kali yang mendapat perhatian serius adalah sistem pembinaan di usia dini dan remajanya. Setiap klub profesional yang ada di negara itu dituntut untuk memberi perhatian khusus terhadap pembinaan kelompok usia tersebut. Bukan hanya Jerman,  Belgia dan Prancis juga melakukan hal yang serupa.

Pembahasan usia dini tidak lepas dari filosofi yang harus dipahami oleh pengurus, pelatih dan orang tua yang terlibat dalam proses pembinaan. Dalam pengertian yang sederhana, filosofi bisa diartikan sebagai landasan atau dasar dalam melakukan suatu kegiatan. Ada enam komponen filosofi yang direkomendasikan FIFA untuk dipahami. Pada tulisan kali ini, ada lima yang komponen yang akan penulis jelaskan. Sementara, satu komponen lainnya sudah ditulis pada edisi sebelumnya.

Sepakbola untuk siapa saja. Tidak ada batasan yang boleh bermain sepakbola. Anak-anak yang memiliki keterbatas fisik saja tidak dilarang, sepanjang masih bisa memainkan teknik-teknik permainan sepakbola. Pada dasarnya sepakbola adalah media bermain bagi anak-anak dan tidak selalu dikaitkan dengan prestasi. Makanya tidak heran jika dalam suatu turnamen sepakbola usia dini masih diperbolehkan dimainkan secara bersama antara anak laki dan perempuan.  Tidak ada sekat antar agama, sosial ekonomi, dan kasta yang terlibat didalamnya.

Baca Juga:  Manajer Ipswich Town Akui Tak Mudah Untuk Pilih Elkan Baggot Untuk Bermain

Sangat ironis jika ada SSB atau sejenisnya hanya memfasilitasi anak-anak yang mempunyai potensi bagus dalam bermain sepakbola. Seharusnya semuanya bisa bergabung, karena tidak semua anak nantinya diproyeksikan untuk berprestasi. Sebagian mereka hanya untuk mendapatkan kegembiraan dan manfaat lainnya dari bermain sepakbola.

Sepakbola bisa dimainkan di mana dan kapan saja. Bagi anak-anak untuk belajar bermain sepakbola tidak harus menggunakan lapangan standar yang lazim digunakan dalam pertandingan resmi. Bagi anak-anak sepakbola bisa dimainkan dimana saja dan kapan saja sepanjang area yang digunakan memungkinkan, tidak membahayakan dan tidak menggangu kepentingan olarang lain. Dari situlah, biasanya seorang anak mulai mengenal dan bisa bermain sepakbola. Tidak heran, bila kita sering mendengar istilah bakat alam, dimana seorang anak mampu bermain sepakbola dengan baik meskipun tidak mengikuti latihan di perkumpulan.

Mengapa bisa, karena mereka setiap hari secara tidak disadari telah belajar dan mengulang keterampilan yang ada dalam permainan sepakbola. Mengulang merupakan salah satu kunci dalam mempercepat keberhasilan dalam belajar keterampilan. Semakin sering diulang keterampilan yang dipelajari akan semakin cepat dikuasai. Tahapan anak dalam belajar mulai dari tidak bisa menjadi bisa, dari bisa menjadi terampil dan dari terampil menjadi mahir. Tentu saja, tahapan ini tidak bisa melompat dari tidak bisa langsung ke mahir.

Baca Juga:  Sepakbola Nasional Berkabung, Dua Dedengkot Meninggal Dunia

Belajar teknik keterampilan sepakbola, seperti menendang, menggiring, mengontrol dan menyundul bola tidak harus di lapangan sepakbola. Biarkan anak-anak bermain sepakbola dengan teman sebayanya walaupun di lapangan yang terbatas karena itu akan mempercepat proses penguasaannya terhadap keterampilan teknik sepakbola yang sedang dipelajarinya.

Menciptakan suasana menyenangkan. Metode dan model latihan yang diberikan pelatih harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan. Karakteristik anak-anak di usia ini sangat senang bermain dan bergerak bebas semaunya. Gerak motorik mereka masih sangat kasar dan belum terkoordinasi dengan baik. Mereka bergerak bergerombol mengikuti arah gerakan bola dan mereka  senang bermain sebagai penyerang karena ada kesempatan menyimpatakan gol. Jika mereka berhasil membuat gol sepanjang perjalanan pulangnya, bahkan sampai di rumahnya  terus menceritakan perihal golnya.

Jangan terlalu sering dihentikan aktivitas mereka, pelatih cukup mengarahkan. Koordinasi dan pengembangan motoriknya akan terbentuk dari gerakan-gerakan liar yang mereka lakukan.
Jika mereka merasa senang terhadap proses pembelajaran yang diikuti, mereka pasti berharap untuk bisa menghadiri latihan berikutnya. Kondisi inilah yang harus diciptakan oleh pelatih melalui metode dan model latihan yang menyenangkan.

Baca Juga:  Lelang “Kemanusiaan” Jersey Mat Halil Asupan Semangat dari Bonek

Perlakukan anak sebagai anak. Pernyataan ini merujuk pada kenyataan yang sering dijumpai di lapangan. Anak-anak diperlakuan seperti orang dewasa dalam proses pembelajarannya. Pelatih berdasarkan pengalamannya sebagai pemain mentransfer begitu saja  model latihan yang pernah diterimanya tanpa memperhatikan aspek fisik dan psikologis anak. Seringkali, hanya karena akan  mengikuti turnamen, anak-anak diberi perlakuan latihan fisik seperti halnya pemain senior  yang sedang persiapan mengikuti  sebuah  kompetisi. Perlakuan  semacam ini akan berdampak pada pertumbuban fisik anak dan secara psikologis memberikan kesan pada anak bahwa sepakbola itu berat, tidak menyenangkan. Pada tahap selanjutnya anak akan meninggalkan sepakbolanya dan mencari olahraga lain yang dipandang lebih menyenangkan.

Memberi kesempatan yang sama. Ketika kemenangan menjadi tujuan utama, adakalanya pelatih atau pengurus tidak berani memberi kesempatan bermain kepada anak-anak yang dipandang kualitasnya tidak bagus. Mereka datang ke lapangan hanya menyaksikan temannya bertanding atau menjadi pemain cadangan selamanya. Perlakuan ini akan berdampak secara psikologis, dan tidak menumbuhkan mental bertanding mereka. Dalam pengelolaan tim, anak-anak seharusnya diberi kesempatan yang sama untuk menjadi pemain inti secara proporsional. Mereka bisa bergantian menjadi pemain inti pada rangkaian pertandingan yang dijalaninya. Dengan cara ini, mereka memperoleh kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang dalam mengasah keterampilannya bermain sepakbola.